Kamis, 06 Agustus 2015

Tuhan Menilai Apa Yang Kita Beri Dengan Melihat Apa Yang Kita Simpan.


Ki Hajar Dewantara  
Kalim,M.Pd. Kepala SDN Mojo 03 Cluwak Pati,di terminal kelet


PESAN BERSEJARAH PARA PAHLAWAN TENTANG PERJUANGAN DAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Memetik kutipan berjudul Als Ik een Nederlander (Seandainya Aku Seorang Belanda) tahun 1913 menyebabkan ia dibuang ke Belanda. Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu”.

Ir.Soekarno
Suatu waktu pada 15 Agustus 1945, tepatnya pukul 10 pagi, Sukarno, Sayuti Melik dan Trimurti (istri Sayuti Melik) tengah merencanakan strategi proklamasi kemerdekaan. Chairul Saleh bersama Sukarni dan Wikana yang merupakan golongan pemuda revolusioner mendesak Sukarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Sukarno dengan tegas menolaknya, karena tanggal kemerdekaan Indonesia sudah Ia tentukan pada tanggal 17. Ia berkata,

Aku percaya mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang masuk akal, mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang baik. Tujuh belas adalah angka suci. Tujuh belas adalah angka keramat. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita berpuasa. Hari ini Jumat, Jumat Legi, Jumat yang manis, Jumat yang suci. Dan hari Jumat tanggal 17. Al Quran diturunkan tanggal 17. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rekaat dalam sehari. Ketika aku pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku berpikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku menyadari adalah takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari keramatnya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17. Revolusi mengikuti setelah itu.”

Supriyadi
Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi.

Sri Sultan Hamengku Buwono VIII
 
Membalas akan membuatmu sejajar dengan musuhmu, tetapi mengampuninya akan menempatkanmu di atas musuhmu.
 
Buya Hamka

Tuhan menilai apa yang kita beri dengan melihat apa yang kita simpan.

Jendral Sudirman

Tak ada yang lebih kuat dari kelembutan, tak ada yang lebih lembut dari kekuatan yang tenang.

Raden Inten
Keberhasilan bukan dinilai dari apa yang kita mulai, melainkan dari apa yang kita selesaikan.
 

Tags:

0 Responses to “Tuhan Menilai Apa Yang Kita Beri Dengan Melihat Apa Yang Kita Simpan.”

Posting Komentar

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 APPILAJARA. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks